Selasa, 03 Mei 2011

sikap menuju Istiqomah

8 kaidah menuju ISTIQOMAH

istiqomah, sebuah perkara yang sangat didmabakan setiap muslim.karena hanya Istiqomah di atas iman dan islam hingga akhir hayat, seorang hamba akan menuai kebahagiaan hakiki di dunia dan akherat.
Pertama
            saudaraku seiman, perlu diketahui bahwasanya isiqomah semata-mata merupakan karunia dari Allah. Dia memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Allah ta'ala berfirman yang artinya:”Dan Allah mengajak (manusia) ke Darussalam (surga) dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki kejalan yang lurus”
(QS. Yunus: 25).
            Bahkan tidak kurang dari 17 kali dalam sehari semalam, kita memohon istiqomah melalui ayat dalam Al-Fatihah “Ihdinanashishirathal mustaqim”. Jika seorang hamba meyakini hal ini, maka ia akan mengingatkan hatinya kepada Allah ta'ala, dengan senantiasa berdoa agar diberikan istiqamah dalam menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kedua
            ketahuilah bahwasanya hakikat istiqamah yaitu berkomitmen diatas jalan Allah ta'al. Dia berfirman artinya: “Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.”
(QS. Al-An'am: 153).

ketiga
            Ketahuilah bahwasanya istiqamah yang paling pokok istiqamahya hati. Jika hati seorang hamba istiqamah maka anggota badan yang lain akan istiqamah. Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiyallahu 'anhu secara marfu, “Tidak akan istiqamah (dengan sempurna) keimanan sorang hamba sampai hatinya istiqamah, dan hati seorang hamba tidak akan istiqamah sampai lisannya bisa istiqamah.” (HR. Ahmad). Terdapat ungkapan pula dalam Bahasa Arab, Al mar'u bi asghoroihi, seorang itu tergantung dengan dua anggota tubuh kecilnya, yaitu hati dan lisan.

Keempat
            ketahuilah bahwasanya istiqamah yang dituntut yaitu as saddad,  yaitu berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan sunnah Nabi saw dengan sebaik-baiknya. Apabila kita tidak mampu, maka berusahalah untuk mendekati sunnah tersebut. Sebagaimana Nabi Shalallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “wa qaaribu wa saddidu” (HR. Muslim). Yaitu artinya berusahalah semaksimal mungkin dalam menetapi suatu masalah, namun jika tidak mampu maka minimal berusahalah untuk mendekati hal tersebut (yaitu mengerjakannya dengan sedikit namun kontinyu-pen).

Kelima
            Istiqamah itu berkaitan dengan perkataan, perbuatan, dan juga niat. Artinya seluruh anggota tubuh kita dutuntut agar selalu istiqamah. Lantas bagaimana upaya kita untuk mencapainya?
Jawabnya terdapat dalam sabda Nabi saw: “ketahuilah sesungguhnya didalam tubuh manusia itu, terdapat segumpal daging yang apabila baik, maka baik pula seluruh tubuhnya, dan jika rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal daging itu ialah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya seluruh amal perbuatan kita hanyalah mengikuti hati dan lisan kita, jika hati dan lisan lisan baik, maka seluruh anggota tubuh akan baik pula. Maka perhatikanlah hal ini, sob.


Keenam
            Istoqamah harus dilakukan lillah, billah, wa ‘ala amrilah. Lillah yaitu dilakukan iklas karena Allah, semata-mata mengharap ridho dari Allah Ta’ala (yang artinya). “maka istiqamahlah kalian kepada-Nya” (QS. Fushilat : 6). Allah memerintahkan kita untuk istiqamah, yang artinya istiqamah termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak akan diterima melainkan dengan hati Iklas. Billah, bahwasanya istiqamah hanya dapat dilakukan dengan mengharap pertolongan dari Allah Ta’ala.
            Perintah untuk bertawakal mrnunjuksn perintah untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allah. Terakhir, ‘ala ‘amrillah, harus sesuai dengan syariat Allah. “maka istiqamahlah kamu, sebagaimana apa yang telah diperinyahkan kepadamu.”(QS. Hud : 112). Perintah untuk bertawakal menunjukan perintah untuk senantiasa memohon pertlongan Allah. Terakhir ‘ala ‘amrilah, harus sesusaidengan syariat Allah. “maka istiqamahlah kamu,sebagaimana apa yang telah diperintahkan kepadamu” (QS. Hud : 112).

Ketujuh
Seorang yang telah mampu mencapaiderjat istiqamah, tidak boleh merasa hebat dengan amalannya, dan ujub (bangga). Namun hendaknya ia senantiasa bersandar kepada Allah, bersungguh-sungguh, dan berharap kepada Allah agar amalan-amalannya diterima. “Dan orang-orang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali pada Rabb mereka.” (QS. Al-Mu’minun : 60).
Dalam ayat ini Allah katakan bahwa setelh orang-orang mukmin tersebut beramal shalih, justru hati mereka merasa takut, yaitu takut jika amalan mereka tidak diterima oleh Allah ta’ala.

Kedelapan
            Barang siapa yang Allah beri petunjuk untuk istiqamah selama didunia, maka Allah akan memberikan istiqamah pula ketika melewati ash shirath, yaitu jembatan yang dibentangkan diatas api neraka. Sesuai dengan kadar istiqamahnya ketika melewati jebatan tersebut. Maka kemampuan setiap orang berbeda-beda tatkala melewati ash shirath, ada yang melesat seperti petir, ada ynag seperti angin, kuda, unta, dalam keadaan berlari, berjalan bahkan ada yang terlempar dalam api neraka.
            Oleh karena itu, ingatlah hasil jerih payah kita selama didunia untuk istiqamah akan terganjar di akhirat nanti. Semakin kita mampu untuk istiqamah selama didunia, semakin kita mampu untuk istiqamah dalam melewati ash shirath kelak.


0 comments:

Posting Komentar

Sample Text

Download


ShoutMix chat widget

Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik di sini

who visited

Label

Tags:
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
Giusto odio dignissimos Omnis dolor repellendus Olimpedit quo minus

Followers

Cari Blog Ini

Traffick Rank

online gambling insider.ca