Minggu, 27 Maret 2011

Mukadimah Ayat Kursi


Ayat ini disebut dengan ayat kursi yaitu penghulu ayat-ayat Al-Qur’an dan yang terbesar didalamnya. Ayat ini turun pada malam hari, lalu Rasulullah memanggil Zaid untuk menuliskannya.
Ayat ini mengandung sepuluh kalimat yang berdirir sendiri dan mengandung pengakuan akan keesaan Allah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa Allah Mahatinggi. Ia merupakan puncak masalah ketuhanan dimana cahaya-cahaya sifat yang tinggi terbit pada permukaannya.
Dan didalamnya pula telah terhimpun dasar-dasar sifat uluhiyah, wahdaniyah, al-hayah, al-ilmu, al-mulku, al-qudratu, al-iradatu, dan mencakup delapan belas tempat yang didalamnya disebut nama Allah, yang tampak pada sebagiaannya dan tertutup pada sebagian yang lain. Ayat ini menyebutkan bahwa Allah bersifar Esa dalam ketuhanan-Nya, Pencipta segala sesuatu selain-Nya, Dia Mahasuci dan terlepas dari perubahan.
Dia adalah Raja dari sebuah kerajaan, Pencipta asal dan cabang, serta pemilik siksa yang pedih. Hanya Dialah yang mengetahui sesuatu yang tampak maupun yang tersembunyi, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Kerajaan dan kekuasaan-Nya luas meliputi seluruh sesuatu yang sifatnya untuk dimiliki dan dikuasai. Tidak ada seorangpun yang dapat membuat penghalang bagi-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang berat bagi-Nya. Dia Mahatinggi dari seluruh apa yang tidak layak di sisi-Nya yang agung.
Ayat ini adalah ayat yang mengandung kaidah-kaidah gambaran keimanan, menyebutkan dan menegaskan arti wahdaniyah (keesaan) yang merupakan sifat-sifat Allah secara mendetail. Ia adalah ayat yang mulia dan luas petunjuknya. Demi kepentingan penjelasan sifat-sifat Allah yang sempurna di dalam hati manusia, maka Islam datang untuk menjelaskan dimana setiap sifat menjadi prinsip yang di atasnya berdiri gambaran Islam yang murni.
Dari asumsi ini timbul destinasiyang hanya kepada Allah dengan ubudiyah dan ibadah. . .! Manusia tidaklah boleh menjad hamba selain Allah dan apa yang diperinyahkan-Nya.
Dari gambaran diatas, maka muncul keyakinan bahwa kaidah kebijaksanaan hanyalah milik Allah swt. Dengan demikian, maka hanya Allah yang berhak membuat peraturan bagi hamba-Nya atau dengan kata lain, peraturan yang dibuat manusia haruslah bersumber dari syariat Allah.

0 comments:

Posting Komentar

Sample Text

Download


ShoutMix chat widget

Anda berminat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik di sini

who visited

Label

Tags:
English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
Giusto odio dignissimos Omnis dolor repellendus Olimpedit quo minus

Followers

Cari Blog Ini

Traffick Rank

online gambling insider.ca